Cari

Sabtu, Agustus 25, 2007

Media dan Gender

Masih banyak orang yang tidak mengerti perbedaan kata ‘jenis kelamin’ dan ‘gender’, terutama di Indonesia, terlebih lagi dalam lingkup kecil tempatku tinggal dan bekerja. Claudette Baldacchino, seorang jurnalis feminis, mengartikan gender dengan merujuk kepada faktor-faktor sosial, budaya dan psikologis ketika kita mendefinisikan seseorang sebagai maskulin atau feminin. Lebih lanjut Claudette mengemukakan bahwa gender bukanlah sekedar sebuah aspek penting dari cara “orang lain” melihat “kita”, tapi juga sangat mempengaruhi cara “kita” melihat dan memahami “diri kita sendiri”.
Diri kita yang manakah?
Hari Jumat 24 Agustus 07 aku mebahas tentang ‘anorexia’ dan ‘bulimia’ di kelas Intermediate 4. Ada dua bacaan yang cukup panjang di buku yang kita bahas bersama. Bacaan itu mengenai seorang penderita bulimia yang bernama Melissa DeHart. Awal penderitaannya adalah keinginannya untuk menjadi selangsing bintanb-bintang Hollywood pujaannya yang terlihat begitu langsing, begitu cantik dan menarik dengan kelangsingannya sehingga membuat Melissa ingin menjadi seperti itu.
Ketika kulemparkan pertanyaan, “Why do many people think that being slim is beautiful?”, hanya satu orang yang menjawab dengan lumayan menarik perhatianku, “Because having slim body means healthy, Ma’am. Fat bodies usually refer to diseases, such as hypertension, easy to get heart attack, obesity, etc..” Yang lain hanya mengiyakan, atau pun menjawab, “No idea Ma’am.” Or “I don’t understand Ma’am.”
(FYI, most of the students are high school students, in the second or third grade. Only two of them are college students. The class was held 14.00-16.00)
Hal ini menandakan bahwa mereka tidak sadar bahwa mereka telah dibombardir oleh media tentang ide kecantikan. Seberapa banyak iklan mempromosikan bahwa yang cantik itu yang langsing, baik di media elektronik, seperti televisi, maupun media cetak, seperti surat kabar, tabloid, maupun majalah. Jika iklan itu tidak secara langsung mengiklankan produk pelangsing, iklan-iklan itu tentu menggunakan model-model yang langsing, yang semakin menekankan ide “cantik itu langsing” maupun “langsing itu cantik”. Wacana bahwa “big is beautiful” belumlah mampu menggeser paradigma lama bahwa yang cantik itu yang langsing.
Ketidaksadaran ini jika dihubungkan dengan definisi tentang gender yang dikemukakan oleh Claudette bahwa “cara kita melihat dan memahami diri kita sendiri” berarti bahwa kita harus mampu membangun definisi sendiri tentang segala hal. Misal dalam kecantikan, jangan melulu mengamini apa saja yang secara terus menerus ditampilkan oleh media bahwa cantik itu hanya mengacu ke tubuh langsing, berkulit putih, dan berambut panjang lurus bak model-model iklan shampoo.
Apa hubungan antara media dan gender?
Mengacu ke tulisanku sebelum ini “Blog Sebagai Jendela Dunia”, jika para pendukung status quo atas kultur patriarki menggunakan media untuk mengekalkan pandangannya, para pejuang kesetaraan gender, bisa melakukan hal yang sama, yakni dengan menerbitkan surat kabar, majalah, tabloid, maupun jurnal yang bertemakan kesetaraan gender. Sayangnya sampai sekarang, dunia jurnalisme masih dianggap sebagai ranah maskulin. Penelitian yang dilakukan oleh International Federation for Journalist (IFJ) yang dikeluarkan di Brussels tahun 200—melibatkan 39 negara di seluruh dunia—menyebutkan bahwa jurnalis perempuan hanya mencapai 38%, naik 11% dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan sepuluh tahun sebelumnya. Angka 38% ini mengacu hanya dalam jumlah jurnalis saja, sedangkan posisi pengambilan keputusan—misal editor, kepala departemen maupun pemilik media—masih lebih didominasi oleh laki-laki.
Mengacu ke apa yang dikemukakan oleh KOMNAS PEREMPUAN untuk mengurangi KDRT, sekaligus untuk lebih membebasjenderkan media, mari pare perempuan, menulislah. Tulis apa saja. Dan menurutku, media yang paling mudah ya menulislah di blog. Dan jangan lupa apa yang dikatakan oleh Claudette Baldacchino, tulislah menggunakan cara kita memandang diri kita sendiri.
PT56 11.24 250807

Tidak ada komentar:

Posting Komentar