Hidup itu misteri, dan kemisteriusannya membuat sebagian orang optimis akan masa depannya, dan sebagian lagi mungkin pesimis. Yang paling penting memang, We've got to keep struggling.
Cari
Jumat, Juli 11, 2008
7 Juli 2008
Pengalaman pulang kerja hari Senin 7 Juli 2008
Setelah selesai mengajar jam 19.00, aku tidak langsung pulang karena tergoda membaca beberapa artikel di The Jakarta Post. Aku meninggalkan pelataran parkir kantor pukul 19.41 (menurut speedo meter yang terpasang di sepeda). Meskipun hari Minggu 6 Juli 08 aku baru saja ikut acara ‘sepeda santai’ yang diselenggarakan oleh POLRES SEMARANG TIMUR, aku sudah kepengen nggowes lagi. So, keluar dari kantor, aku berbelok ke Jalan Imam Bonjol menuju Tugumuda. Baru beberapa meter aku memasuki Jalan Pandanaran, seorang laki-laki yang naik sepeda motor membarengiku. FYI, aku biasa memasang wajah jutek kalau sedang naik motor dan digodain laki-laki. Namun berhubung aku naik sepeda dengan bike tag “BIKE TO WORK”, aku merasa ‘harus berkampanye’, aku pun tidak berwajah jutek ketika laki-laki itu menyapa, “Mau kemana mbak?”
“Mau pulang,” jawabku.
“Emang dari mana?” tanyanya.
“Dari kantor.”
“Dari tadi tak perhatiin kok asik sekali ya naik sepeda malam-malam,” katanya.
Aku cuma tersenyum.
“Emang rumahnya mana mbak?” tanyanya lagi.
Aku pikir tentu dia bakal ga percaya kalau aku bilang rumahku Pusponjolo karena aku sedang menuju ke arah Timur, menjauhi Pusponjolo. So, aku iseng aja menjawab, “Lamper ...” (FYI, dua cewe member b2w Semarang, Iput dan Maya, tinggal di Lamper)
“Tak temenin mau kan? Kebetulan aku menuju Pedurungan nih,” kata laki-laki itu.
Aku mulai merasa jengah dan berpikir ternyata aku salah beramah tamah dengan orang yang tidak jelas juntrungnya itu. Namun toh aku masih tersenyum ke orang itu, merasa ‘terbebani’ tag BIKE TO WORK yang terpasang di bawah sadel sepeda, sehingga aku pun merasa memiliki tugas sebagai salah satu PR (alias public relation loh, bukan pekerjaan rumah) b2w Semarang.
“Boleh kenalan dong...” kata laki-laki itu lagi.
Waduh ... yo’opo rek iki? Tanyaku dalam hati. LOL.
“Boleh kan?” rajuknya.
Akhirnya, aku pun menjawab, “Oke. Namaku Nana. Nama Mas siapa?”
“Loh, masak kenalan kok sambil berjalan begini. Kita sebaiknya mampir beli minum aja di satu tempat, kemudian kita ngobrol.”
“Saya ga pengen minum kok,” aku berusaha menolak.
“Lah pengennya apa?” tanyanya.
“Pengen naik sepeda!” jawabku.
“Nanti sepedanya tak tarik ya biar cepet,” tawarnya.
“Oh, ga usah, orang aku pengen naik sepeda sendiri kok, tanpa ditarik,” tolakku.
“Beneran nih ga mau kuajak mampir beli minum?” tawarnya lagi.
“Engga.” Jawabanku mulai terdengar judes kali, LOL, sehingga dia menyerah dan berkata,
“Aku duluan ya mbak?”
“Oh ... silakan...” jawabku dengan senang hati.
Aku melanjutkan perjalanan sembari berpikir, “Seandainya aku bisa menelpon seorang teman komunitas b2w Semarang untuk kuajak night riding bersama agar ga diisengin orang lagi...”
Sesampai di Simpang Lima, aku belok ke Jalan Pahlawan, naik sedikit, kemudian belok ke Jalan Veteran. Setelah melewati RSUP Dr. Kariadi, aku belok kiri ke Jalan Kaligarang, terus ke arah Gedung Batu, kemudian ancang-ancang belok kiri naik ke Jalan Pamularsih. Sempat hampir nabrak orang naik sepeda motor yang tanpa memberi aba-aba tahu-tahu belok kiri sekitar 5 meter di depanku. Aku ga sempat membunyikan bel sepeda, namun berteria-teriak a la Mulan Jameela “Au ... au ... au ...” LOL hingga orang itu menoleh ke arahku dan kembali ke arah tengah jalan raya. Aku bayangin kalau aku menabraknya, bakal aku yang mental. LOL. Setelah sempat menyumpahinya, “Shit!!!” aku melanjutkan perjalanan naik ‘gundukan’ Jalan Pamularsih. Bagi yang biasa naik “bukit” Gombel, tentu tanjakan Jalan Pamularsih hanyalah ‘gundukan’ belaka.
Setelah sampai atas, tatkala menuruni ‘gundukan’ itu, speedo meter menunjukkan kecepatan 27.5, wuaaahhhh ... rasanya aku hampir terbang (padahal aku pernah naik motor dengan kecepatan 100 km per jam di Jalan Arteri menuju Kaligawe dan merasa tidak seperti terbang!) ga terbayang dah menuruni Gombel!!!
Aku meneruskan perjalanan sampai di ujung Jalan Pamularsih tempat SMA Kesatrian terletak, kemudian aku langsung balik arah ke Timur. Hampir sampai ‘gundukan’ Jalan Pamularsih dari arah Barat, aku hampir tergoda naik lagi, namun kuurungkan niatku (bakal aku naik turun naik turun melulu dah, LOL) sehingga aku belok ke arah Puspowarno. Keluar dari kawasan Puspowarno, aku belok kanan menuju Gereja yang aku lupa namanya itu, kemudian belok kiri masuk ke kawasan Pusponjolo.
Sesampai PT 56 aku mengecek speedo meter. Aku melalui kurang lebih 6,5 kilometer dalam waktu 40 menit.
PT56 22.45 070708
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar