Bagaimana perasaanmu jika idemu dicomot begitu saja dan ditulis oleh seorang jurnalis, dimuat di sebuah surat kabar yang mengaku terbesar di Jawa Tengah, tanpa menuliskan namamu sebagai si pemilik ide?
Hari Jumat 19 Oktober 2007 di surat kabar tersebut halaman 4 termuat sebuah artikel dengan judul “Hipermarket, Memangsa Mom and Pop’s Store?” aku langsung heran. Istilah MOM AND POP’S STORE aku dapatkan dari Professor Kenneth Hall, dosen tamu sewaktu aku kuliah di American Studies UGM yang waktu itu memberikan mata kuliah “American Capitalism”. Aku menuliskannya dalam postinganku yang kuberi judul HYPERMARKET (klik link berikut ini http://serbaserbikehidupan.blogspot.com/2007/09/hypermarket.html ) bulan September kemarin setelah DP MALL diresmikan dan menarik perhatian jutaan penduduk Semarang. Aku ingat sepulang dari kuliah waktu itu, aku dan Julie berdiskusi tentang hypermarket yang mencaplok Mom and Pop’s Store yang mengingatkan kita berdua pada film YOU’VE GOT MAIL, contoh yang sangat realistis terjadi dilukiskan dalam film yang berkisah tentang sepasang (calon) kekasih yang bertemu pertama kali lewat dunia maya.
Lha kok tahu-tahu ide itu nongol di surat kabar tersebut?
Di dalam artikel yang sama, aku menulis pernyataan Michael Sunggiardi, presenter utama dalam seminar “SOLUSI IT MURAH UNTUK DUNIA BISNIS” yang diselenggarakan oleh Unika Soegijapranata, “Di Sudan yang konon merupakan negara yang lebih miskin dibandingkan Indonesia, menjual rokok eceran saja minimal 5 batang dan kelipatannya. Di Indonesia yang nampak lebih makmur dibandingkan Sudan, orang-orang masih biasa membeli rokok eceran satu batang.”
Namun si jurnalis salah membaca tulisanku di artikel tersebut. Yang dicomot justru adalah pertanyaan (atau pernyataan) dariku, “Mana bisa membeli rokok satu batang di mall? Mana ada orang Amerika membeli rokok hanya satu batang, meskipun di Mom and Pop’s Store?” dan dituliskan di artikel di surat kabar tersebut sebagai pernyataan dari Michael Sunggiardi, yang nampaknya sobat lama Ridwan Sanjaya, dekan Fakultas Ilmu Komputer Unika Soegijapranata. (FYI, I attended the seminar coz I got the invitation for free after winning the blog competition held by IKOM Unika Soegijapranata.) Lah, kalau Michael Sunggiardi membaca artikel tersebut, bakal heran lah dia karena ditulis dia menyatakan, “Mana bisa membeli rokok satu batang di mall? Mana ada orang Amerika membeli rokok hanya satu batang, meskipun di Mom and Pop’s Store?”
By the way, dalam hobbyku blogging, aku selalu berusaha untuk menulis darimana aku mendapatkan ide, seandainya ide itu tidak murni datang dariku. Misal, pernyataan di Sudan yang boleh membeli rokok minimal 5 batang. Kalau tidak menghadiri seminar itu dan mendengarkan presentasi Michael Sunggiardi dengan tekun, mana aku tahu? Kalau aku cabut dari kuliah Professor Kenneth Hall, mana aku tahu kalau hypermarket di Amerika benar-benar memangsa Mom and Pop’s Store? Mana aku bisa menulis artikel yang kuberi judul “HYPERMARKET” itu? Dan aku sebutkan nama kedua orang tersebut dalam artikel itu.
By the way (again), beberapa tulisanku yang terinspirasikan tulisan Adi Ekopriyono, salah satu wartawan di surat kabar itu, aku tak lupa menyebut namanya tatkala aku menuliskannya..
Jadi ingat ‘kecelakaan’ di milis Forum Interaktif bla bla bla tatkala seorang member komplain karena tulisan di blognya di’culik’ dan dimuat di surat kabar online dan nama penulisnya diganti nama salah satu moderator milis tersebut. Contoh plagiarisme yang benar-benar memalukan.
Masih untunglah kasus yang terjadi padaku hanya pencomotan ide. Cuma nyebelinnya yaitu blogging adalah suatu non profitable activity, sedangkan jurnalis kan dibayar secara profesional oleh surat kabar tempat mereka bekerja?
PT56 20.35 201007
waaah
BalasHapusitu jurnalis payah tuu
bisanya mencuri idee
tidak menghargai sebuah idee
bloognya bagussss
saluuuuuuuuuuuut
salam kenaal
umar
pecinta kota semarang