Cari

Rabu, September 10, 2008

Setelah bike to work

Bike to work alias bersepeda ke tempat kerja telah kulakoni selama kurang lebih 2 bulan, sejak awal Juli 2008. Apa manfaat yang telah kudapatkan selama ini? Yang paling langsung ‘terasa’ memang adalah mengirit uang untuk membeli BBM, terutama pada saat Angie libur sekolah (awal bulan Juli lalu sampai Angie masuk sekolah di pertengahan bulan), aku sama sekali tidak menaiki sepeda motorku, kecuali berbelanja ke ADA bareng anak semata wayangku. Agar motor tidak ‘bermasalah’ karena jarang kunaiki, yang kulakukan hanyalah memanasi mesin motor, cukup di rumah saja.
“Don’t you feel exhausted at the very beginning you biked to work?” tanya salah seorang rekan kerja. Well, tentu saja tidak, karena sebelum membiasakan diri bersepeda ke tempat kerja, seminggu minimal lima kali aku menyempatkan diri berolahraga di PARADISE CLUB, sebuah pusat kebugaran yang menyediakan fasilitas untuk erobik, fitness, berenang, dan tennis, yang terletak di Pondok Indraprasta Semarang. Namun, semenjak bike to work, dan merasa mulai jatuh cinta pula pada olahraga yang satu ini (maklum, teman-teman b2w Semarang suka ngomporin orang untuk bersepeda setiap hari, to be crazily in love in cycling), aku pun absent dari PC semenjak Juli. Aku mulai memuaskan diri untuk memandang pemandangan alam/kota di sekitar tatkala aku bersepeda; sementara sebelum ini tatkala bersepeda ‘stationed’ di PC, aku terbiasa melakukannya sembari membaca buku, dan bukannya memuaskan mata memandang tubuh-tubuh liat para laki-laki yang banyak berseliweran di hadapanku, yang mungkin bermimpi membentuk tubuh mereka seperti tubuh Ade Rai. LOL.
Mendengar jawabanku, “Aku tidak capek sama sekali,” ternyata mengecewakan rekan-rekan kerjaku, karena mereka ingin tahu bagaimana efek bersepeda ke tempat kerja terhadap mereka yang sebelum ini sekali tidak pernah berolahraga sama sekali.
Meskipun belum terlalu signifikan, aku yakin, penguranganku mengeluarkan zat beracun dari knalpot sepeda motor, telah sedikit mengurangi polusi udara di kota kelahiranku.
Selain itu aku pun baru menyadari betapa selama ini aku terlalu ‘ignorant’ alias terlalu acuh pada daerah sekelilingku, sementara tetangga-tetangga di sekitar Pusponjolo memperhatikanku. Hal ini terjadi manakala aku membawa sepeda ke tempat pompa ban, masih di jalan Pusponjolo Tengah, seorang laki-laki yang memiliki usaha tersebut memandangku dengan aneh, kemudian bertanya, “Motornya dikemanain mbak?”
Hah, ternyata dia memperhatikanku biasanya naik motor.
“Motor kuistirahatkan di rumah,” jawabku.
Namun ternyata di mata laki-laki itu, aku tetap menemukan sinar keheranan.
Di saat lain, tatkala berangkat bekerja, aku memilih jalur lain (masih di daerah Pusponjolo juga). Tiba-tiba seseorang yang tidak kukenal menyapaku, “Wah mbak, sekarang kendaraannya ganti ya?”
I’m quite popular, eh? LOL. Atau memang si Nana ini terlalu ignorant dikarenakan mata belornya. LOL.
PT56 11.52 070908

1 komentar:

  1. wkwkwkk...
    bener juga nte...
    aq jg br nyoba senen kmrn b2w(lebih tepatnya bike 2 campus sih...)
    temen2 pd nanya,ga capek tah?
    kan soalnya jrk rumah-kampsu 10km
    pdhl klo takrasain ya ga capek2 bgt...
    soalnya enjoy+bs nikmatin pemandangan sekitar..
    hehehe..
    gud nte...
    moga2 kita smua bs tetep nyelametin bumi tercinta ini+ dapet bonus tubuh tambah bugar!!(^___^)

    BalasHapus